Google Map Batas Wilayah St. Gregorius

Minggu, 30 Agustus 2015

KR CUP 2015

Lomba Makan : Tim dari Wilayah Gregorius menjadi juara 3. 


Tim masak dari Wilayah Gregorius foto bersama dengan Ketua Wilayah Gregorius Bapak Tobing beserta ibu sebelum lomba dimulai.


Tahap I : memotong.


Tahap II : meracik.


Tahap III : memasak.


Tahap Plating.


Presentasi menu masakan kepada para dewan juri.

Para dewan juri mencicipi menu masakan yang disajikan oleh tim masak Wilayah Gregorius.

SELAMAT KEPADA TIM MASAK WILAYAH GREGORIUS KARENA BERHASIL MENJADI JUARA 2 DALAM LOMBA MASAK.











 



Selasa, 25 Agustus 2015

Rekoleksi 23 Agustus 2015 (3)

Peserta senior foto bersama Ketua Wilayah (Bapak Tobing) dan 2 MC cantik : Ibu Wahyu dan Ibu Tere.

Peserta anak-anak


Cindera mata tanda terima kasih diberikan oleh Wakil Ketua Wilayah (Bapak Blasius Manek) kepada Ibu Lina (organis) 


Minggu, 23 Agustus 2015

Rekoleksi 23 Agustus 2015 (2)

Sambutan Ketua Panitia : Bapak Subagio Sanjaya


Sambutan Ketua Wilayah Gregorius : Bapak Antonius F.L. Tobing

 
Pembicara : Romo Emanuel Tetra Vici Anantha CM

 
 

Rekoleksi 23 Agustus 2015

Lingkungan G-1 


Lingkungan G-2 


Lingkungan G-3 

 L
Lingkungan G-4 


Panitia Rekoleksi 


Panitia Rekoleksi

Rabu, 05 Agustus 2015

Lectio Divina



LECTIO DIVINA : Matius 13, 31-35
1)      Doa Pembuka :

Allah Bapa kami dan pelindung kami,
tanpa Mu tidak ada sesuatu pun yang suci
tidak ada sesuatu pun yang berharga
Bimbinglah kami menuju kehidupan kekal
dengan membantu kami untuk menggunakan secara bijaksana
Berkat-berkat yang telah Engkau berikan pada dunia ini.
Kami mohonkan ini melalui Tuhan kami Yesus Kristus, Putra Mu,
yang hidup dan bertahta bersama Dikau dan Roh Kudus,
Satu Allah, untuk selama-lamanya. Amin.

2)      Bacaan Injil : Matius 13, 31-35
Mat 13:31
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
Mat 13:32
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Mat 13:33
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Mat 13:34
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
Mat 13:35
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

3)      Refleksi :

Kita sekarang sedang merenungkan Khotbah Yesus melalui Perumpamaan-Perumpamaan, yang tujuannya adalah untuk membuka pikiran kita, melalui cara perbandingan, tentang misteri Kerajaan Allah yang hadir dalam kehidupan manusia. Injil hari ini memberikan kepada kita dua perumpamaan yang singkat, biji sesawi dan ragi. Dalam perumpamaan tersebut Yesus memberikan dua cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari, yang berfungsi sebagai  perbandingan untuk membantu manusia untuk menemukan misteri Kerajaan Allah. Ketika  merenungkan dua cerita tersebut, kita tidak perlu  mencoba untuk menemukan unsur-unsur mana dari setiap  cerita yang  memberitahu kepada kita tentang Kerajaan Allah. Pertama-tama, kita harus melihat cerita itu sendiri secara keseluruhan, dan mencoba untuk menemukan titik pusat yang dari sekitarnya cerita akan dibangun. Titik pusat ini akan berfungsi sebagai sarana perbandingan untuk mengungkapkan Kerajaan Allah. Mari kita mencoba untuk menemukan  titik sentral dari dua perumpamaan tersebut:

Matius 13, 31-32:  Perumpamaan tentang biji sesawi. Yesus berkata: "Kerajaan Surga adalah seperti biji sesawi" dan kemudian segera Yesus menyampaikan cerita: biji sesawi yang sangat kecil dilemparkan ke  tanah; walau benih itu sangat kecil, benih itu akan tumbuh dan menjadi tanaman yang lebih besar dibandingkan tanaman lain dan menarik burung-burung yang akan datang dan membangun sarang mereka di dahannya. Yesus tidak menjelaskan lebih jauh tentang cerita tersebut. Dalam hal ini berlaku apa yang disampaikan Nya pada kesempatan lain: "Barang siapa memiliki telinga untuk mendengar, hendaklah dia mendengar!" Artinya, "Inilah itu, Anda telah mendengar, jadi sekarang  cobalah untuk memahami! "Terserah kita untuk menemukan sendiri apa yang ingin cerita tersebut ungkapkan kepada kita tentang Kerajaan Allah yang hadir dalam hidup kita. Jadi, dengan cara cerita dari biji sesawi ini, Yesus mendesak kita untuk menggunakan imajinasi kita, karena masing-masing dari kita  tentunya telah memahami sesuatu tentang benih. Yesus mengharapkan bahwa orang-orang, termasuk kita semua, mulai berbagi apa yang masing-masing telah temukan dari cerita tersebut. Sekarang, saya berbagi tiga poin yang telah saya  temukan tentang Kerajaan, dimulai dengan perumpamaan ini: (a) Yesus berkata: "Kerajaan Surga adalah seperti biji sesawi" Kerajaan bukanlah sesuatu yang abstrak, bukan sekedar gagasan. Justru kehadirannya benar-benar nyata di tengah-tengah kita (Luk 17, 21) Bagaimana nyata  kehadirannya ini? Kehadiran Kerajaan Allah seperti benih biji sesawi. Kemunculannya sangat kecil, sederhana, bahkan hampir-hampir  tidak dapat dilihat. Ini adalah tentang Yesus, seorang tukang kayu yang miskin, yang pergi  menyusuri Galilea, berbicara tentang Kerajaan Allah kepada orang-orang di kota-kota Galilea. Kerajaan Allah tidak mengikuti kriteria kebesaran atau kemegahan dunia. Kerajaan Allah memiliki cara berpikir dan cara berkembang yang berbeda dari kriteria duniawi.
(b) Nubuat itu mengingatkan akan nubuat Yehezkiel, di mana dikatakan bahwa Allah akan mengambil ranting kecil pohon aras dan akan menanamnya di  atas gunung Israel. Ranting aras yang kecil ini "akan mendatangkan cabang dan akan berbuah dan akan menjadi pohon aras yang megah. Di bawah nya semua burung akan hidup, setiap jenis burung akan beristirahat di bawahnya. Semua pohon di hutan akan tahu bahwa Akulah TUHAN, yang merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah; Aku membuat layu kering pohon yang hijau dan membuat pohon yang layu kering menjadi bertunas kembali. Aku, TUHAN, telah mengatakannya dan Aku akan melakukannya "(Yeh. 17, 22-23).
(c) biji sesawi, walau sangat kecil, akan tumbuh dan memberikan harapan. Seperti biji sesawi, dengan cara yang sama Kerajaan Allah memiliki kekuatan dari dalam  dan akan tumbuh berkembang. Bagaimana cara tumbuhnya? Tumbuhnya melalui khotbah Yesus dan murid-murid di kota-kota Galilea. Akan bertumbuh terus sampai saat ini, melalui kesaksian komunitas dan menjadi kabar baik dari Allah yang memancarkan cahaya dan akan menarik orang-orang. Orang-orang, yang mendekat ke  komunitas itu, merasa disambut, diterima, seperti di rumahnya sendiri, dan akan membangun di dalam komunitas tersebut ‘sarangnya’, tempat tinggal nya.
Akhirnya, tinggal satu pertanyaan lagi:  siapakah yang dimaksud dengan burung-burung  itu? Pertanyaan ini akan menemukan jawaban kemudian, dalam Injil. Teks menunjukkan bahwa itu adalah pertanyaan tentang orang-orang kafir yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat 15, 21-28).

Matius 13, 33:  Perumpamaan tentang ragi. Kisah perumpamaan kedua adalah sebagai berikut: Seorang wanita mengambil sedikit ragi dan dicampur dengan tiga sukat tepung, sampai adonan itu beragi semua. Sekali lagi, Yesus tidak menjelaskan, ia hanya mengatakan: "Kerajaan Surga adalah seperti ragi" Seperti dalam perumpamaan pertama, itu terserah kita untuk menemukan makna yang memiliki arti bagi kita hari ini. Berikut ini adalah beberapa poin yang saya telah menemukan dan yang telah membuat saya berpikir: (a) Apa yang berkembang bukanlah ragi, tapi adonan. (b) Ini adalah pertanyaan tentang sesuatu di rumah, sesuatu yang sudah sangat dikenal oleh seorang wanita di rumahnya. (c) ragi dicampur dengan adonan tepung murni, dan menjadi sesuatu yang difermentasi. (d) Tujuannya adalah untuk menjadikan semua adonan terfermentasi, dan tidak hanya satu bagian. (e) Ragi bukanlah tujuan akhir, tetapi berfungsi untuk membuat adonan berkembang.

Matius 13, 34-35:  Mengapa Yesus berbicara dalam perumpamaan. Di sini, di akhir Khotbah dengan Perumpamaan, Matius menjelaskan alasan yang mendesak Yesus mengajar orang-orang menggunakan bentuk perumpamaan. Dia mengatakan bahwa itu adalah agar nubuat  terpenuhi yang mengatakan:. "Saya akan membuka mulut untuk menggunakan perumpamaan, saya akan memberitakan hal-hal yang tersembunyi sejak penciptaan dunia" Pada kenyataannya, teks yang telah dikutip bukanlah dari seorang nabi, melainkan itu adalah Mazmur (Mzm 78, 2). Untuk orang-orang Kristen awal, seluruh Perjanjian Lama adalah nubuatan besar yang mengumumkan dengan cara terselubung tentang kedatangan Mesias dan pemenuhan janji-janji Allah. Dalam Markus 4, 34-34, alasan yang mendesak Yesus mengajar orang-orang dengan cara perumpamaan itu adalah untuk menyesuaikan pesan dengan kemampuan masyarakat untuk memahami.  Dengan contoh-contoh yang diambil dari kehidupan masyarakat, Yesus membantu orang-orang untuk menemukan hal-hal Allah dalam kehidupan setiap hari. Kehidupan kemudian menjadi transparan, menjadi tembus pandang. Dia membuat mereka merasa bahwa apa yang luar biasa di dalam Allah ternyata tersembunyi dalam hal-hal yang biasa dan umum dalam kehidupan sehari-hari. Orang memahami hal-hal dari kehidupannya. Di dalam perumpamaan  mereka menerima kunci untuk membuka dan menemukan di dalamnya tanda-tanda kehadiran Allah. Pada akhir Khotbah dengan Perumpamaan, dalam Matius 13, 52, seperti yang akan kita lihat nanti, alasan lain akan dijelaskan mengapa Yesus memilih untuk mengajar dengan perumpamaan.

4)      Pertanyaan-pertanyaan untuk diri  pribadi kita masing-masing:

Hal-hal mana dari dua perumpamaan ini yang paling Anda sukai atau yang lebih menusuk perasaan Anda? Mengapa?

Benih manakah yang tanpa Anda sadari telah tumbuh dalam diri Anda dan komunitas Anda?

5)      Doa Penutup

Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu,
pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu;
sebab Engkau telah menjadi kota bentengku,
tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
Mzm 59:16 (59-17)


Penulis : Antonius F.L. Tobing  (Ketua Wilayah St.Gregorius)